CHRISTMAS ...
pleaseee coming as soon as possible :D
adel and alin can not wait for the joyful!!!
Writing and reading
Rabu, 15 Desember 2010
Jumat, 10 Desember 2010
Rabu, 01 Desember 2010
Hello December :))
HARAPAN di bulan December :
> Sukses UAS
> Have a great holiday
> Have a beautiful moment in Christmas Day :D
> Have a best moment with family in Christmas and Happy New Years Day :D
> Getting a better IP than before
> with Albert Aditya Sihaloho
> Have a quality time with my best high school friends in tiberias's christmas, YES! YES! YEESSS!
> more more more moreeee happiness for me, my young brother, my dad, my mom OH YES!!
> Dapet Mimpi luar biasa yang bisa membangkitkan semangat dan harapan
> Be a incredible woman in perfect day haha
> Jadi seorang yang menyenangkan di hari yang menyenangkan
> ...
DAN membuat bintangku semakin bersinar :D
> Sukses UAS
> Have a great holiday
> Have a beautiful moment in Christmas Day :D
> Have a best moment with family in Christmas and Happy New Years Day :D
> Getting a better IP than before
> with Albert Aditya Sihaloho
> Have a quality time with my best high school friends in tiberias's christmas, YES! YES! YEESSS!
> more more more moreeee happiness for me, my young brother, my dad, my mom OH YES!!
> Dapet Mimpi luar biasa yang bisa membangkitkan semangat dan harapan
> Be a incredible woman in perfect day haha
> Jadi seorang yang menyenangkan di hari yang menyenangkan
> ...
DAN membuat bintangku semakin bersinar :D
Senin, 29 November 2010
Selasa, 23 November 2010
ketika aku mengamati mereka... (part7)
Dengan perasaan kosong aku duduk di motor papa. Dan untuk pertama kalinya aku memasang headset dan menyetel lagu dengan kencangnya. Dan untuk kesekian kalinya aku mencari bahan obrolan sama papa, padahal aku tau papaa ga begitu suka ngobrol kalo lagi bawa motor -_-
DAN untuk kesejuta ribu miliyar kalinya aku mengalihkan pandangan dari pepohonan yang ngebawa hawa-hawa gak enak gimana gitu, hehe. Aku membayangkan menjadi orang yang ada dimobil sebelah waktu lampu merah, pasti aneh dan serem liat mataku yang merah tiba-tiba, zzz...
Oke, daripada mikirin yang mulai-mulai-mulai menyakitkan. Alright, tanpa sadar aku memperhatikan sepang jalur by pass daerah perumpung sampai penas.
Sore itu sekitar pukul 5 sore atau sekurangnya setengah 6 sore, aku enggak heran kalau jam segitu banyak orang yang sudah mandi, segar-segar, wangi-wangi, apalagi anak-anaknya yang sudah berbedak, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Sementara aku yang saat itu masih harus berjuang dengan para pejuang lainnya di jalanan untuk cepat sampai tujuan masing-masing. Ya, memang karena jam pulang kerja -_-
Aku tidak sengaja menangkap pertemuan penting di pinggir jalan yang dekat dengan tawanan para hewan di dekat terowongan dari terusan casablanka daerah perumpung. Sebelumnya aku tidak berhenti memperhatikan kumpulan anak-anak ayam yang "sepertinya" akan dijual, mereka bercicit-cicit mencari induknya.. Ooh Chicken-chicken kecilkuu :"(
Kembali pada pertemuan kecil tapi penting yang mencuri perhatianku dari ayam-ayam kecil tadi. Mereka membentuk lingkaran kecil dengan kursi plastik hijau yang sepertinya sudah terbiasa nongkrong ditempat itu. Anak-anak dengan bedak putih cemong itu bercanda, bersenda gurau, saling pangku karena memang seperti rapat penting yang tempatnya terbatas, ada juga yang sambil mengunyah-ngunyah permen karet, tentu ada yang menggengan banyak chiki"an ditangannya. Kebanyakan dari mereka anak gadis, sekitar umur belasan tahun mungkin sedang duduk di bangku SMP.
AAaaaah, asiknya cewek-cewek gaul itu, ga ada yang dipikirin :p
Aku kembali memperhatikan pagar besar dengan sisa halaman di depannya. Tepat di depannya ada mainan kuda-kudaan dengan genjotan di abangnya, namanya ODONG-ODONG. Well, aku rasa bisa ngerasain senangnya mereka :')
Lanjut ke warung sebelah, ada kumpulan bapak-bapak sedikitnya 4 orang yang sedang asik menghirup panasnya kopi sembari konsentrasi dengan satu papan catur di depan mereka. Dan lucunya, salah satu di antara mereka juga sedang asik memperhatika kesibukan jalanan di depan warung makan itu. Dan dia menangkap aku sedang memperhatikannya, HAHA..
DAN itu lah namanya sore hari dengan segala aktivitasnya :')
DAN untuk kesejuta ribu miliyar kalinya aku mengalihkan pandangan dari pepohonan yang ngebawa hawa-hawa gak enak gimana gitu, hehe. Aku membayangkan menjadi orang yang ada dimobil sebelah waktu lampu merah, pasti aneh dan serem liat mataku yang merah tiba-tiba, zzz...
Oke, daripada mikirin yang mulai-mulai-mulai menyakitkan. Alright, tanpa sadar aku memperhatikan sepang jalur by pass daerah perumpung sampai penas.
Sore itu sekitar pukul 5 sore atau sekurangnya setengah 6 sore, aku enggak heran kalau jam segitu banyak orang yang sudah mandi, segar-segar, wangi-wangi, apalagi anak-anaknya yang sudah berbedak, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Sementara aku yang saat itu masih harus berjuang dengan para pejuang lainnya di jalanan untuk cepat sampai tujuan masing-masing. Ya, memang karena jam pulang kerja -_-
Aku tidak sengaja menangkap pertemuan penting di pinggir jalan yang dekat dengan tawanan para hewan di dekat terowongan dari terusan casablanka daerah perumpung. Sebelumnya aku tidak berhenti memperhatikan kumpulan anak-anak ayam yang "sepertinya" akan dijual, mereka bercicit-cicit mencari induknya.. Ooh Chicken-chicken kecilkuu :"(
Kembali pada pertemuan kecil tapi penting yang mencuri perhatianku dari ayam-ayam kecil tadi. Mereka membentuk lingkaran kecil dengan kursi plastik hijau yang sepertinya sudah terbiasa nongkrong ditempat itu. Anak-anak dengan bedak putih cemong itu bercanda, bersenda gurau, saling pangku karena memang seperti rapat penting yang tempatnya terbatas, ada juga yang sambil mengunyah-ngunyah permen karet, tentu ada yang menggengan banyak chiki"an ditangannya. Kebanyakan dari mereka anak gadis, sekitar umur belasan tahun mungkin sedang duduk di bangku SMP.
AAaaaah, asiknya cewek-cewek gaul itu, ga ada yang dipikirin :p
Aku kembali memperhatikan pagar besar dengan sisa halaman di depannya. Tepat di depannya ada mainan kuda-kudaan dengan genjotan di abangnya, namanya ODONG-ODONG. Well, aku rasa bisa ngerasain senangnya mereka :')
Lanjut ke warung sebelah, ada kumpulan bapak-bapak sedikitnya 4 orang yang sedang asik menghirup panasnya kopi sembari konsentrasi dengan satu papan catur di depan mereka. Dan lucunya, salah satu di antara mereka juga sedang asik memperhatika kesibukan jalanan di depan warung makan itu. Dan dia menangkap aku sedang memperhatikannya, HAHA..
DAN itu lah namanya sore hari dengan segala aktivitasnya :')
Rabu, 17 November 2010
ketika aku mengamati mereka... (part6)
Aku berusaha berjalan secepat mungkin, dan tentu berusaha melangkahkan kakiku sepanjang yang kubisa. Sampai-sampai aku sedikit merasa lucu dengan diriku sendiri saat keluar dari halte busway dengan langsung melewati 2 anak tangga sekaligus, HAHA.
Jembatan Kramat Jati yang bukan hanya siang, tapi juga sore hingga malam hari selalu dipenuhi pedagang", membuat orang yang lalu lalang juga semakin kekurangan jalur untuk melintas. Termasuk aku -____-
Perhatianku sedikit teralihkan oleh dua gadis yang kemugkinan seumuran denganku berhenti didepanku untuk melihat jualan disitu. Ya, aku juga terpaksa ikut melihat apa yg dilihat mereka sambil berbisik-bisik. Dan ternyata jualan jilbab disitu, oh oke, kemungkinannya ada 2. Mereka memperbincangkan tentang jualannya atau yang menjual. Kalau tentang jualannya, dugaanku mereka sedang membandingkan harga atau kemiripan jilbab yg dijual dengan jualan lain. Sedangkan kalau tentang penjualnya yang memang sedang mencoba menarik perhatian mereka dengan senyam-senyum, WELL, aku tidak tertarik membayangkannya, HMM.
Aku meneruskan langkahku. Dan aku kembali menemukan penjual makanan yang sama setiap turun dari jembatan itu. Pertama, warung kopi yang tentunya menjual mie serta bakso juga. Aku pernah mendapati warung itu penuh oleh penjual-penjual dan orang sekitar ketika hujan. Wah, meskipun pasar tapi aku yakin bagi mereka hal itu sudah nikmat :))
Kedua, penjual gorengan dengan gerobak yg besar. Aku yakin dia setiap pagi sudah stay disitu, karena persediaan yg ada sesuai untuk satu hari. Aku pernah berniat untuk membeli ubi goreng, tapi ketika turun di jembatan justru terpikir untuk langsung melewati tanpa menoleh, HUH.
Ketiga, penjual kue cubit. Nah, kali ini aku sangat yakin penjual ini berpindah-pindah dari pagi hingga pada akhirnya sore hari ia menetap disebelah tukang gorengan. Sebenarnya itu adalah kue cubit dari jaman SD-ku dulu. Agak terharu sih sebenarnya waktu mengingat hal itu. Dan keinginan untuk jajanku esok harinya semakin besar. Tapi ketika esok harinya aku menyisihkan uang untuk beli kue cubit, abang itu tidak ada ditempat biasa :((
Tanpa terasa aku sudah berjalan di jalur bawah pasar. Tempat penjual daging, ikan, dan sebagiannya bumbu-bumbu dapur. Yang pasti tempat itu akan becek jika hujan mengguyurnya. Aku sedikit mempercepat langkahku, mungkin karena terbiasa -.-
Banyak pemuda-pemuda yang biasa berjualan ataupun bertempat tinggal disitu yang iseng dengan ketidakadaannya wanita sepertiku MUNGKIN, HAHAHA.
Ya, banyak juga yang menawarkanku jualan mereka, apakah mungkin setiap hari ditawarkan tapi aku cuek-cuek saja dan hari berikut"nya aku akan membeli? grrrr. haha.
Dan aku suka tertawa sendiri ketika ditawarkan seorang penjual ayam hidup, "Beli ayam, Neng. Gendut-gendut loh". HAHAHA.
Ada juga yang tawarin, "Neng, gak beli cabe? Buat sambel nanti malem, Neng". HAHA.
Yah, itulah tempat penjual dan pembeli yang sebenarnya adalah calon pembeli, bertemu. Itu yang namanya PASAR.
Jembatan Kramat Jati yang bukan hanya siang, tapi juga sore hingga malam hari selalu dipenuhi pedagang", membuat orang yang lalu lalang juga semakin kekurangan jalur untuk melintas. Termasuk aku -____-
Perhatianku sedikit teralihkan oleh dua gadis yang kemugkinan seumuran denganku berhenti didepanku untuk melihat jualan disitu. Ya, aku juga terpaksa ikut melihat apa yg dilihat mereka sambil berbisik-bisik. Dan ternyata jualan jilbab disitu, oh oke, kemungkinannya ada 2. Mereka memperbincangkan tentang jualannya atau yang menjual. Kalau tentang jualannya, dugaanku mereka sedang membandingkan harga atau kemiripan jilbab yg dijual dengan jualan lain. Sedangkan kalau tentang penjualnya yang memang sedang mencoba menarik perhatian mereka dengan senyam-senyum, WELL, aku tidak tertarik membayangkannya, HMM.
Aku meneruskan langkahku. Dan aku kembali menemukan penjual makanan yang sama setiap turun dari jembatan itu. Pertama, warung kopi yang tentunya menjual mie serta bakso juga. Aku pernah mendapati warung itu penuh oleh penjual-penjual dan orang sekitar ketika hujan. Wah, meskipun pasar tapi aku yakin bagi mereka hal itu sudah nikmat :))
Kedua, penjual gorengan dengan gerobak yg besar. Aku yakin dia setiap pagi sudah stay disitu, karena persediaan yg ada sesuai untuk satu hari. Aku pernah berniat untuk membeli ubi goreng, tapi ketika turun di jembatan justru terpikir untuk langsung melewati tanpa menoleh, HUH.
Ketiga, penjual kue cubit. Nah, kali ini aku sangat yakin penjual ini berpindah-pindah dari pagi hingga pada akhirnya sore hari ia menetap disebelah tukang gorengan. Sebenarnya itu adalah kue cubit dari jaman SD-ku dulu. Agak terharu sih sebenarnya waktu mengingat hal itu. Dan keinginan untuk jajanku esok harinya semakin besar. Tapi ketika esok harinya aku menyisihkan uang untuk beli kue cubit, abang itu tidak ada ditempat biasa :((
Tanpa terasa aku sudah berjalan di jalur bawah pasar. Tempat penjual daging, ikan, dan sebagiannya bumbu-bumbu dapur. Yang pasti tempat itu akan becek jika hujan mengguyurnya. Aku sedikit mempercepat langkahku, mungkin karena terbiasa -.-
Banyak pemuda-pemuda yang biasa berjualan ataupun bertempat tinggal disitu yang iseng dengan ketidakadaannya wanita sepertiku MUNGKIN, HAHAHA.
Ya, banyak juga yang menawarkanku jualan mereka, apakah mungkin setiap hari ditawarkan tapi aku cuek-cuek saja dan hari berikut"nya aku akan membeli? grrrr. haha.
Dan aku suka tertawa sendiri ketika ditawarkan seorang penjual ayam hidup, "Beli ayam, Neng. Gendut-gendut loh". HAHAHA.
Ada juga yang tawarin, "Neng, gak beli cabe? Buat sambel nanti malem, Neng". HAHA.
Yah, itulah tempat penjual dan pembeli yang sebenarnya adalah calon pembeli, bertemu. Itu yang namanya PASAR.
Selasa, 16 November 2010
ketika aku mengamati mereka... (part5)
Perjalanan merupakan kisah. Dan kisah yang tertulis dalam agendaku tidak hanya berasal dari perjalanan hidup, tapi juga dari perjalanan orang-orang yang ada, yang mampir, yang menetap, dan yang terus tinggal di hidupku.
Okay,
Aku bicara tentang perjalanan. Dan orang tau, sebagian besar perjalananku dilengkapi oleh bus transjakarta; yang byk orang bilang busway.
Aku berdiri dipaling depan antrian orang-orang yang hanya sebagai pelengkap di perjalananku; dan begitupun sebaliknya aku bagi perjalanan mereka. Dan gadis yang berdiri tepat disebelahku menunjukkan keangkuhannya dan ketidaksukaannya pada sesuatu yang buatnya merasa "jijik". Dan bagiku, orang seperti itulah yang harus diajarkan bagaimana membuat perjalanan menjadi tidak monoton dan mengerikan.
Gadis itu menghempaskan kepalanya, mengempiskan hidung peseknya, dan mengibaskan tangan kanannya di depan wajahnya ketika seorang nenek tua minta diberi jalan untuk lebih dulu masuk. Aku mempersilahkannya agar tidak terjatuh dan membuat perjalanan nenek itu terhambat. Tapi gadis tadi malah beringsut menjauh seperti dugaanku -______-
Mungkin karena saking lamanya perjalananku di halte busway,
gadis itu mulai risih dengan kegelisahanku yang riweh dan remppong HAHAY. Dia berkali-kal menengok dengan sedikit menengadah untuk bisa mencapai wajahku HAHAHA, dan dia menunjukkan ketidaksukaan.
Dan aku yang emotion-woman, justru sengaja me-riweh-kan keadaan. Tujuannya sih supaya dia juga tidak sombong, Hey gadis SPG dengan seragam biru dan tatanan rambut ala SPG SPG biasanya :)
Next, yang lebih penting dari mbak-mbak songong tadi,
ada pemuda - bisa dibilang anak lelaki, yang bergerak maju secara apa adanya. Dan dia mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Dengan botol aqua yang tersisa 1/5 nya, lembaran tanda masuk busway, dan buku serta CD rohani. Yeah, anak muda Katolik sepertinya.
Singkat cerita, ia duduk berdampingan denganku, entah apa yang menggerakkan, tapi aku membayangkan sesuatu --> apabila - andaikata - jikalau - seandainya - ada cowo ganteng yang berdiri ataupun duduk di bangku seberangku saat itu, dan aku dipersilahkan memilih akan tetap di tempat atau pindah ke sebelah, MAKA aku dengan sangat yakin bahwa aku akan tetap stay di tempat. MUNGKIN karena perasaanku mengatakan, anak yg duduk disebelahku ini menarik perhatian pikiran dan perasaanku.
Anak itu bergerak gerak tidak tentu dalam beberapa menit sekali. Dia mengotak-atik bungkusan plastik bapak-bapak didepannya. Dan dia berkali-kali mengekspresikan bahwa dirinya harus mengingat jalan dan jangan sampai lupa.
Aku masihingat dengan jelas ketika dia tersenyum-senyum memandangi buku dan bungkusan CD yang berisi lagu-lagu *sepenglihatanku hehe. Buku di tangannya bertuliskan --> "Berdoalah senantiasa". Dan CD yang judul bungkusannya "kumpulan lagu-lagu Christmas". Oh betapa polos dan lugunya anak ini, sehingga nampak tak ada beban di wajahnya.
Aku tau satu hal dari perjalanannya. Tak ada yang perlu ia takuti disepanjang perjalanannya, karena bagaimanapun juga anak itu tidak akan berpikir negatif terhadap seseorang dan tidak akan mengganggap seseorang mengerikan, seperti pandangan orang lain ;)
Okay,
Aku bicara tentang perjalanan. Dan orang tau, sebagian besar perjalananku dilengkapi oleh bus transjakarta; yang byk orang bilang busway.
Aku berdiri dipaling depan antrian orang-orang yang hanya sebagai pelengkap di perjalananku; dan begitupun sebaliknya aku bagi perjalanan mereka. Dan gadis yang berdiri tepat disebelahku menunjukkan keangkuhannya dan ketidaksukaannya pada sesuatu yang buatnya merasa "jijik". Dan bagiku, orang seperti itulah yang harus diajarkan bagaimana membuat perjalanan menjadi tidak monoton dan mengerikan.
Gadis itu menghempaskan kepalanya, mengempiskan hidung peseknya, dan mengibaskan tangan kanannya di depan wajahnya ketika seorang nenek tua minta diberi jalan untuk lebih dulu masuk. Aku mempersilahkannya agar tidak terjatuh dan membuat perjalanan nenek itu terhambat. Tapi gadis tadi malah beringsut menjauh seperti dugaanku -______-
Mungkin karena saking lamanya perjalananku di halte busway,
gadis itu mulai risih dengan kegelisahanku yang riweh dan remppong HAHAY. Dia berkali-kal menengok dengan sedikit menengadah untuk bisa mencapai wajahku HAHAHA, dan dia menunjukkan ketidaksukaan.
Dan aku yang emotion-woman, justru sengaja me-riweh-kan keadaan. Tujuannya sih supaya dia juga tidak sombong, Hey gadis SPG dengan seragam biru dan tatanan rambut ala SPG SPG biasanya :)
Next, yang lebih penting dari mbak-mbak songong tadi,
ada pemuda - bisa dibilang anak lelaki, yang bergerak maju secara apa adanya. Dan dia mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Dengan botol aqua yang tersisa 1/5 nya, lembaran tanda masuk busway, dan buku serta CD rohani. Yeah, anak muda Katolik sepertinya.
Singkat cerita, ia duduk berdampingan denganku, entah apa yang menggerakkan, tapi aku membayangkan sesuatu --> apabila - andaikata - jikalau - seandainya - ada cowo ganteng yang berdiri ataupun duduk di bangku seberangku saat itu, dan aku dipersilahkan memilih akan tetap di tempat atau pindah ke sebelah, MAKA aku dengan sangat yakin bahwa aku akan tetap stay di tempat. MUNGKIN karena perasaanku mengatakan, anak yg duduk disebelahku ini menarik perhatian pikiran dan perasaanku.
Anak itu bergerak gerak tidak tentu dalam beberapa menit sekali. Dia mengotak-atik bungkusan plastik bapak-bapak didepannya. Dan dia berkali-kali mengekspresikan bahwa dirinya harus mengingat jalan dan jangan sampai lupa.
Aku masihingat dengan jelas ketika dia tersenyum-senyum memandangi buku dan bungkusan CD yang berisi lagu-lagu *sepenglihatanku hehe. Buku di tangannya bertuliskan --> "Berdoalah senantiasa". Dan CD yang judul bungkusannya "kumpulan lagu-lagu Christmas". Oh betapa polos dan lugunya anak ini, sehingga nampak tak ada beban di wajahnya.
Aku tau satu hal dari perjalanannya. Tak ada yang perlu ia takuti disepanjang perjalanannya, karena bagaimanapun juga anak itu tidak akan berpikir negatif terhadap seseorang dan tidak akan mengganggap seseorang mengerikan, seperti pandangan orang lain ;)
Kamis, 23 September 2010
ketika aku mengamati mereka... (part4)
Bagiku yang sudah terbiasa oleh lingkungan busway, akan lebih terbiasa oleh hal-hal didalamnya. Terbiasa dengan bau tak sedap sesama penumpang, terbiasa berdiri berdesakan, dan terbiasa mengantri -_-
Pernah satu kali aku pulang kampus menggunakan busway, kebetulan kondisi saat itu tidak begitu ramai namun tetap aja aku berdiri. Saat itu di luar sedang hujan lebat. Hingga di satu shelter naik seorang anak ringkih kurus dan basah kuyup menandakan ia telah berjalan di tengah hujan. Aku tau dia bukan anak biasa, dari penampilannya yang kotor dan tidak beralas kaki. Namun di tangannya ia menggengam selembar uang Rp 5000,-. Oh Tuhan, mengapa engkau biarkan anak-Mu satu itu sendirian tak tentu.
Aku tau dia anak autis. Dari baju yang dipakainya bertuliskan "yayasan anak autis wayan". Dan dari kelakuannya didalam bus. Dia masuk dan berjalan menengok kanan-kiri sambil mengatakan "dingin yah dingin". Petugas busway segera menangkapnya agak tidak berjalan-jalan di dalam bus. Lalu di shalter berikutnya dia diturunkan, dari pengamatanku mereka-mereka yang waras akan mengeluarkan anak itu.
Dia hanyalah anak lelaki tak berdosa yang berusaha mencari sesuatu yang lebih waras di hidupnya.
Aku meneruskan perjalananku. Dan kali ini karena sangat kelelahan aku sudah tidak melihat jam lagi, yang aku ingat, saat itu aku menunggu kedatangan busway sehingga dapat menyaksikan terjadinya gelap dan awan hitam yang berjalan dari sisi kiri bergerak ke sisi kananku. Well, aku juga menyaksikan pertemuan dua orang di luar halte yang kebetulan tempat itu juga merupakann terminal.
Wanita itu sudah berdiri di samping shelter setengah jam lebih hampir sama dengan waktuku menunggu bus. Namun dia tidak menampakkan kalau ia akan menaiki salah satu angkutan disitu. Well, ada dua perkiraanku saat itu. Pertama, dia sedang menunggu jemputan. Kedua, dia sedang janjian dengan seseorang ditempat biasa ia janjian, karena ia terlihat sangat familiar dengan tempatnya berdiri.
Kurang lebih setengah jam kemudian ia mengganti suasana wajahnya yang garang menjadi lembut. Dari senyum-senyum kecilnya sepertinya orang yang ditunggu datang. Dan benar, perkiraan keduaku tepat. Lelaki sebayanya melambai dari tengah-tengah terminal; sepertinya habis turun dari sebuah angkutan.
Oh betapa asiknya mereka, haha.
Dan ketika awan gelap berada tepat di atas terminal itu, yang kebetulan adalah jam pulang kerja, banyak orang mengambil langkah panjang-panjang agar cepat sampai rumah dan tidak kehujanan.
Lalu hujan mulai rinjit-rintik tapi cukup deras dan para pedagang kaki lima pun bergegas merapikan dagangannya. Ada satu pedagang minuman yang menngunakan gerobak nampak di mataku. Karena hujan yang semakin lebat, ia menurunkan payun besarnya hingga pas setinggi dengan kepalanya. Dalam hati aku akui itu agak menyebalkan, seakan-akan ia tidak mau ada orang lain numpang berteduh di bawah payung besarnya -_-
Tempat segala macam orang dan kelakuannya bertemu.
Tempat itu merupakan terminal.
Pernah satu kali aku pulang kampus menggunakan busway, kebetulan kondisi saat itu tidak begitu ramai namun tetap aja aku berdiri. Saat itu di luar sedang hujan lebat. Hingga di satu shelter naik seorang anak ringkih kurus dan basah kuyup menandakan ia telah berjalan di tengah hujan. Aku tau dia bukan anak biasa, dari penampilannya yang kotor dan tidak beralas kaki. Namun di tangannya ia menggengam selembar uang Rp 5000,-. Oh Tuhan, mengapa engkau biarkan anak-Mu satu itu sendirian tak tentu.
Aku tau dia anak autis. Dari baju yang dipakainya bertuliskan "yayasan anak autis wayan". Dan dari kelakuannya didalam bus. Dia masuk dan berjalan menengok kanan-kiri sambil mengatakan "dingin yah dingin". Petugas busway segera menangkapnya agak tidak berjalan-jalan di dalam bus. Lalu di shalter berikutnya dia diturunkan, dari pengamatanku mereka-mereka yang waras akan mengeluarkan anak itu.
Dia hanyalah anak lelaki tak berdosa yang berusaha mencari sesuatu yang lebih waras di hidupnya.
Aku meneruskan perjalananku. Dan kali ini karena sangat kelelahan aku sudah tidak melihat jam lagi, yang aku ingat, saat itu aku menunggu kedatangan busway sehingga dapat menyaksikan terjadinya gelap dan awan hitam yang berjalan dari sisi kiri bergerak ke sisi kananku. Well, aku juga menyaksikan pertemuan dua orang di luar halte yang kebetulan tempat itu juga merupakann terminal.
Wanita itu sudah berdiri di samping shelter setengah jam lebih hampir sama dengan waktuku menunggu bus. Namun dia tidak menampakkan kalau ia akan menaiki salah satu angkutan disitu. Well, ada dua perkiraanku saat itu. Pertama, dia sedang menunggu jemputan. Kedua, dia sedang janjian dengan seseorang ditempat biasa ia janjian, karena ia terlihat sangat familiar dengan tempatnya berdiri.
Kurang lebih setengah jam kemudian ia mengganti suasana wajahnya yang garang menjadi lembut. Dari senyum-senyum kecilnya sepertinya orang yang ditunggu datang. Dan benar, perkiraan keduaku tepat. Lelaki sebayanya melambai dari tengah-tengah terminal; sepertinya habis turun dari sebuah angkutan.
Oh betapa asiknya mereka, haha.
Dan ketika awan gelap berada tepat di atas terminal itu, yang kebetulan adalah jam pulang kerja, banyak orang mengambil langkah panjang-panjang agar cepat sampai rumah dan tidak kehujanan.
Lalu hujan mulai rinjit-rintik tapi cukup deras dan para pedagang kaki lima pun bergegas merapikan dagangannya. Ada satu pedagang minuman yang menngunakan gerobak nampak di mataku. Karena hujan yang semakin lebat, ia menurunkan payun besarnya hingga pas setinggi dengan kepalanya. Dalam hati aku akui itu agak menyebalkan, seakan-akan ia tidak mau ada orang lain numpang berteduh di bawah payung besarnya -_-
Tempat segala macam orang dan kelakuannya bertemu.
Tempat itu merupakan terminal.
Jumat, 10 September 2010
Kawan imutku :3
Aku perkenalkan teman imutku mici :3 , micu :3 , mica :3 , acan alias anggi-chan :3
Sore tadi, tepatnya sekitar jam setengah 6 yang lalu, aku membuang rasa sepiku, tiba-tiba aku teringat dengan satu-satunya teman kecilku yang tersisa ---> acan.
Perasaan lucu, senang, dan ingin tertawa saat membayangkan aku akan bermain" dengannya dan jagung" kecilnya. Segera kucabut HP yg sedang tercharge di samping laptop, kubawa perasaan" bahagia itu seakan sahabat dekatku akan mampir kerumah, sedikit berlari aku menuju belakang rumah. Belakang rumah tempat acan dan roda putarnya dalam satu kandang.Sore tadi, tepatnya sekitar jam setengah 6 yang lalu, aku membuang rasa sepiku, tiba-tiba aku teringat dengan satu-satunya teman kecilku yang tersisa ---> acan.
Sembari berjalan aku menyiapkan posisi siap merekam pada HP, berhubung hari mulai gelap.
Yang kudapati kandangnya bersih, tanpa serbuk kayu, dan teman kecilku.
Mama, "Hamstermu mati kaku tadi mama pulang kerja langsung mama bersihin aja".
Aku, "Kenapa gak panggil aku, Ma?"
Mama, "Kasian kamu kalau liat pasti gak tega".
Aku diam.
Mama, "Jangan datengin hamster dulu ya, lagi banyak virusnya, nanti mati" mulu. Kamu juga kasian".
Aku baru mau main sama acan, baru mau mengenal acan, baru sekitar 2x liat acan main" di roda putarnya. Oh Tuhan, aku menyayangi semua yang aku miliki dan aku pelihara.
mici (abu-abu) sama micu (orange) paling cocok, soalnya mereka yg pertama dateng ke rumahku :3
mica (putih), paling kuat. Kabur berkali-kali, digigit tikus berkali-kali sembuh mulu. Tapi mica yang pertama mati gara" virus :(
Ini moci. Moci sama mica langsung cocok waktu disatuin. Tapi moci nih yang paling bandel. Huuuh kerjanya merusuh mulu, sama mica sama acan, dan paling rakus jg kalau disuapin kuaci.Yang terakhir, acan; anggi chan. Bela-belain anggi ke jatinegara panas"an mau nyari temen moci. Dia yang minta jagain hamsternya itu, tapi gagal. Maaf yah anggi, mau nangis darah jg hamster" kawan imutku gak akan hidup lagi :'(
Cuma sisa 1 foto dari acan, waktu lagi tidur dempetan sama moci.
Acan (belang-belang) yang dideket roda putarnya. Waktu milih acan bareng anggi, aku cuma lihat satu hamster paling semangat di roda putarnya, dan mulutnya yang imut banget ----> acan :3
Rabu, 08 September 2010
My Best
Dalam persahabatan tidak ada kata maaf dan terima kasih.
Itu teori.
Kenyataannya, ketika sahabatku melakukan sebuah kebodohan yang aku yakin kalau dipikir matang" itu hanyalah kesalahan semata. Namun di detik yang seharusnya aku memahami hal tersebut, aku justru sulit meredam amarah. Bahkan untuk berkata "iya aku maafin" saja tidak terpikir lagi.
Kenyataannya, setelah sekian lama bersahabat- kata terima kasih baru terasa ketika seorang diantaranya mulai meregang dan hal itu menimbulkan kerinduan satu akan yg lain.
Aku kangeeeeeennnnn.
I miss youuuuuu. All of youuuu my best.
Kangen masa-masa kita duduk di bangku SMA, terlambat bareng terus kena DP bareng, duduk di warung depan gerbangb tunggu gerbang dibuka.
Kabur dari kelas bareng Oni -----> main ke kelas Ella dan Maurent.
Disamperin sama Mami Rindang dan Cicil -----> gara-gara guru udah dateng.
Bikin rencana mau kabur di hari Senin jam Komputer sama para gadis gila ---> Ella, Oni, Maurent.
Dan jangan sampe rencana itu ketahuan Mami dan Cicil hihihiiy :p
Karena darurat ---> pura-pura mencret hahaha
Memang dari awal udah niat, jadi kurang diberkahi, hujan"an kabur dari sekolah haha.
Kangen Ret-ret terakhir di bonpal :")
Jadiin satu kamar kita kayak asrama, khusus berenam.
Tidur rame-rame, gossip seharian suntuk, jemur bareng-bareng, bikin foto" gila bareng para gadis kayak kalian..
Kebablasan tidur jadi ga ikut SATE (saat teduh) hihiiy ---> aku, Ella, Oni, Maurent.
Entah itu sengaja atau bukan, tapi yg pasti habis Cicil dan Mami keluar pintu terkunci hahah.
I missed youuu girls :*
Christella Sitepu
Gadis satu ini sahabat pertama aku di SMA haha, berhubung dari kelas 1 agama sama die mulu.. Diam-diam menghanyutkan, kadang aku suka heran, rahasia si Ella ini ada berapa banyak yooo hihiiy.
Gloria Feronica Manulang
Sahabatku satu ini selaluuu, selaluuuu, dan selaluuuuuu menjadi pendengar setia buat aku dia dia dan diaa. Terima kasih ya Oni syg buat semua waktu yg kau luangkan untuk mendegar keluhan demi keluhan haha. Aku tau kok, kalau dia juga butuh telingaku untuk mendengar keluhannya :')
Maurent Pascalina Tarigan
Cewek ini dimataku "pink" hahaha. Dia ga mau yang ribet-ribet tapi terkadang - bahkan sering - meribetkan, huaahahaha. Satu ini nih dari si rentcia --> kalau pengen sesuatu harus didapet, apalagi kalau itu limited :p
Chicilia
Cicil ciciiiil ciciiiiiilll, dimanapun paling mau barang"nya rapi dan bersih, apalagi kerumahnya.. Susahnyaaaa geratak di kamar doi hihi, ciciiiil, lain kali kalau ada apa-apa jangan dipendam sendiri aja yaah, aku maauuuuu bangeet bercucuran airmata bareng lagi :')
Rindang Melisa
Kalau tentang mami kita satu ini WAW buanyaaak, hahaha, sahabat yg membangunkan aku di tengah pelajaran. Sahabat yg membimbingku ke pelajaran yg benar haha. Sahabat yg memarahiku ketika membuat contekan, haha. Sahabat yg selalu meminta makan, haha. Sahabat yg indra malunya sedikit :p
Itu teori.
Kenyataannya, ketika sahabatku melakukan sebuah kebodohan yang aku yakin kalau dipikir matang" itu hanyalah kesalahan semata. Namun di detik yang seharusnya aku memahami hal tersebut, aku justru sulit meredam amarah. Bahkan untuk berkata "iya aku maafin" saja tidak terpikir lagi.
Kenyataannya, setelah sekian lama bersahabat- kata terima kasih baru terasa ketika seorang diantaranya mulai meregang dan hal itu menimbulkan kerinduan satu akan yg lain.
Aku kangeeeeeennnnn.
I miss youuuuuu. All of youuuu my best.
Kangen masa-masa kita duduk di bangku SMA, terlambat bareng terus kena DP bareng, duduk di warung depan gerbangb tunggu gerbang dibuka.
Kabur dari kelas bareng Oni -----> main ke kelas Ella dan Maurent.
Disamperin sama Mami Rindang dan Cicil -----> gara-gara guru udah dateng.
Bikin rencana mau kabur di hari Senin jam Komputer sama para gadis gila ---> Ella, Oni, Maurent.
Dan jangan sampe rencana itu ketahuan Mami dan Cicil hihihiiy :p
Karena darurat ---> pura-pura mencret hahaha
Memang dari awal udah niat, jadi kurang diberkahi, hujan"an kabur dari sekolah haha.
Kangen Ret-ret terakhir di bonpal :")
Jadiin satu kamar kita kayak asrama, khusus berenam.
Tidur rame-rame, gossip seharian suntuk, jemur bareng-bareng, bikin foto" gila bareng para gadis kayak kalian..
Kebablasan tidur jadi ga ikut SATE (saat teduh) hihiiy ---> aku, Ella, Oni, Maurent.
Entah itu sengaja atau bukan, tapi yg pasti habis Cicil dan Mami keluar pintu terkunci hahah.
I missed youuu girls :*
Christella Sitepu
Gadis satu ini sahabat pertama aku di SMA haha, berhubung dari kelas 1 agama sama die mulu.. Diam-diam menghanyutkan, kadang aku suka heran, rahasia si Ella ini ada berapa banyak yooo hihiiy.
Gloria Feronica Manulang
Sahabatku satu ini selaluuu, selaluuuu, dan selaluuuuuu menjadi pendengar setia buat aku dia dia dan diaa. Terima kasih ya Oni syg buat semua waktu yg kau luangkan untuk mendegar keluhan demi keluhan haha. Aku tau kok, kalau dia juga butuh telingaku untuk mendengar keluhannya :')
Maurent Pascalina Tarigan
Cewek ini dimataku "pink" hahaha. Dia ga mau yang ribet-ribet tapi terkadang - bahkan sering - meribetkan, huaahahaha. Satu ini nih dari si rentcia --> kalau pengen sesuatu harus didapet, apalagi kalau itu limited :p
Chicilia
Cicil ciciiiil ciciiiiiilll, dimanapun paling mau barang"nya rapi dan bersih, apalagi kerumahnya.. Susahnyaaaa geratak di kamar doi hihi, ciciiiil, lain kali kalau ada apa-apa jangan dipendam sendiri aja yaah, aku maauuuuu bangeet bercucuran airmata bareng lagi :')
Rindang Melisa
Kalau tentang mami kita satu ini WAW buanyaaak, hahaha, sahabat yg membangunkan aku di tengah pelajaran. Sahabat yg membimbingku ke pelajaran yg benar haha. Sahabat yg memarahiku ketika membuat contekan, haha. Sahabat yg selalu meminta makan, haha. Sahabat yg indra malunya sedikit :p
Kamis, 02 September 2010
HIHIHI
Kau tau?
Saat dimana aku hampir tersungkur, aku masih menemukan wajah-wajah yg tersenyum padaku menegakkanku, tepat di belakangku.
Saat dimana kepalaku terangkat begitu tinggi, kau masih ingin berada di belakangku untuk membisikkan aku bahasa kasih.
Dan saat aku merasa tak berguna lagi, wajah-wajah itu bersembunyi dariku,
satu per satu dari mereka menarik tanganku dari depanku (bukan dari belakang),
seakan memperebutkanku juga ketidakbergunaanku,
dan aku sadar,
betapa aku berguna bagi mereka,
mereka yg berada di segala tempat yg aku perlukan,

SAHABATKU :")
Saat dimana aku hampir tersungkur, aku masih menemukan wajah-wajah yg tersenyum padaku menegakkanku, tepat di belakangku.
Saat dimana kepalaku terangkat begitu tinggi, kau masih ingin berada di belakangku untuk membisikkan aku bahasa kasih.
Dan saat aku merasa tak berguna lagi, wajah-wajah itu bersembunyi dariku,
satu per satu dari mereka menarik tanganku dari depanku (bukan dari belakang),
seakan memperebutkanku juga ketidakbergunaanku,
dan aku sadar,
betapa aku berguna bagi mereka,
mereka yg berada di segala tempat yg aku perlukan,
SAHABATKU :")
ketika aku mengamati mereka... (part3)
Hari baru yang diberikan Tuhan, sudah sepantasnya kita berikan yang terbaik untuk hari ini. Awalii dengan ungkapan syukur lewat doa dan pujian penyembahan :)
Kehidupan kita yang kita mulai rasa berat percayalah bahwa hari itu Tuhan sedang buat sesuatu yang lebih dari sekedar indah. Dan saat kita merasa sendiri, Tuhan sedang menunjukkan jalan pada seseorang kepada kita. Namun mungkin jalan itu tidak akan pendek atau kita yang tidak sabaran.
Suatu pagi aku menegakkan tubuhku dan bersyukur pada Tuhan jika masih ada satu hari untuk bertemu kedua orangtuaku. Selanjutnya aku kembali seperti bernostalgia dengan kenangan-kenangan, mungkin karena pikiran aku yg masih di alam mimpi. Jadi kubiarkan memory" itu bergerak di pagi hari. Pagi buta, lebih tepatnya.
Pikiranku melayang-layang mencari asal keberadaanku. Dan aku tersadar kalau itu adalah wangi kelas yang aku rindukan beberapa bulan ini :")
Ya, aku dengan seragam abu-abu berdasi pendek; bisa dilihat kalau itu hanya asal pakai hehe, duduk di tengah-tengah kelas fisika. Aku mengingat kembali, kira-kira siapa yg akan datang ke kelas saat jam istirahat yah?
Nampak sosok Kevin yg gembul dan cengengesannya yang khas, haha. Dan selalu membawa jajanan tak kurang dari satu. Yang pasti ada makanan berat, entah somay, lemper, nasi -_-
Orang disampingnya yang hampir tiap saat ada kalau hari Jumat seperti itu, Bryan. haha.
Aku mengedarkan pandang dan ujung mataku menemukan sepatu berciri-khas robert -_-
Tidak usah ragu, dia sedang tidur-tiduran di bangku paling belakang sambil mendengarkan musik. Haha, aku cuma bisa memanggilnya "ROBET! Gabung yuk, makan bareng!"
Bukan hanya Robert yg bergegas, Martin juga pasti ga mau kelewatan. Ckck
Kehidupan kita yang kita mulai rasa berat percayalah bahwa hari itu Tuhan sedang buat sesuatu yang lebih dari sekedar indah. Dan saat kita merasa sendiri, Tuhan sedang menunjukkan jalan pada seseorang kepada kita. Namun mungkin jalan itu tidak akan pendek atau kita yang tidak sabaran.
Suatu pagi aku menegakkan tubuhku dan bersyukur pada Tuhan jika masih ada satu hari untuk bertemu kedua orangtuaku. Selanjutnya aku kembali seperti bernostalgia dengan kenangan-kenangan, mungkin karena pikiran aku yg masih di alam mimpi. Jadi kubiarkan memory" itu bergerak di pagi hari. Pagi buta, lebih tepatnya.
Pikiranku melayang-layang mencari asal keberadaanku. Dan aku tersadar kalau itu adalah wangi kelas yang aku rindukan beberapa bulan ini :")
Ya, aku dengan seragam abu-abu berdasi pendek; bisa dilihat kalau itu hanya asal pakai hehe, duduk di tengah-tengah kelas fisika. Aku mengingat kembali, kira-kira siapa yg akan datang ke kelas saat jam istirahat yah?
Nampak sosok Kevin yg gembul dan cengengesannya yang khas, haha. Dan selalu membawa jajanan tak kurang dari satu. Yang pasti ada makanan berat, entah somay, lemper, nasi -_-
Orang disampingnya yang hampir tiap saat ada kalau hari Jumat seperti itu, Bryan. haha.
Aku mengedarkan pandang dan ujung mataku menemukan sepatu berciri-khas robert -_-
Tidak usah ragu, dia sedang tidur-tiduran di bangku paling belakang sambil mendengarkan musik. Haha, aku cuma bisa memanggilnya "ROBET! Gabung yuk, makan bareng!"
Bukan hanya Robert yg bergegas, Martin juga pasti ga mau kelewatan. Ckck
Jumat, 04 Juni 2010
ketika aku mengamati mereka... (part2)
Perjalananku dengan bus trans Jakarta sudah dimulai ketika pikiranku teracuh pada panjangnya antrian. Antrian di dalam halte Cililitan-PGC itu semakin di padati orang-orang dengan tujuan berbeda-beda.
Aku turut ambil bagian di dalamnya, menjadi salah satu orang sibuk yang bersaing memperebutkan posisi pertama saat menjejakkan kaki di pintu bus.
aah, ada-ada saja orang-orang ini, itu pikiranku yang dahulu saat aku masih menjadi anggota baru di kalangan para buswayers. Pikirku, mengapa orang-orang ini rela berhimpitan di ruang yang tergolong sempit walau ber-AC. ckck, pikirku, mengapa mereka-mereka ini tidak menunggu giliran bus yang di belakang; yang notabennya masih sedikit lebih longgar.
ooh, aku mengerti kini emosi yang terlibat ketika engkau sedang terburu-buru dan waktu sangatlah berharga. Ya, kalau dahulu aku masih bersantai menghadapi hari demi hari. Kini aku bagai mahasiswi super sibuk yang amat sangat menghargai waktuku, sehingga terkadang apabila bus sudah mulai membuatku menunggu lama, ketika bus itu datang aku pun tanpa pikir panjang akan naik ke dalamnya. Well, karena yang ada di otakku adalah jauh melambung ke depan. Tentang bagaimana nanti kalau aku terlambat 5 atau 10 menit, bisa jadi saat itu dosen sudah selesai meng-absen. Dan, jangan kan berpikir dua kali untuk naik atau tidak, berpikir satu kali pun aku sudah tau jawabannya. Ya, pastikan diriku harus berangkat secepat mungkin.
Oke, namun seringkali aku sengaja menanamkan dalam pikiranku agar dapat tempat duduk di dalam bus. Sehingga apapun yang terjadi; desak-desakan, saling mendorong, saling membentak agar jangan menghalangi jalan, aku berusaha maju ke depan dan mendapatkan apa yang ku inginkan.
Dan pada kenyataannya memang tidak akan semua orang duduk dalam Bus Trans Jakarta itu kalau keadaan yang riuh seperti yang terjadi di pagi hari biasanya. Mengutamakan Ibu-ibu hamil, pembawa anak kecil, dan penyandang cacat. Suatu ketika, aku berada pada busway yang sepi namun tidak kosong. Berarti semua tempat duduk terisi tetapi orang yang berdiri termasuk sedikit jumlahnya. Aku masuk bersama dengan 1 orang temanku dan sekitar 5 orang lainnya.
Jujur, sebelum naik aku pikir akan ada tempat kosong paling tidak 2 bangku untuk kami duduk. Well, semua yang naik bersama-sama denganku saat itu berdiri. Kebetulan tempat itu merupakan perempatan jalan, dan saat itu juga terjebaklah bus kami di lampu merah.
Setelah beberapa menit aku cukup tercengang ternyata ibu-bapak yang naik bersama kami, ibu tersebut sedang hamil dan tak ada satu orang pun di tempat itu yang berniat beranjak memberikan tempat yang sudah panas oleh bokongnya itu untuk seorang ibu hamil.
aku menegornya kemudian, "ibu seharusnya duduk, kan sedang hamil". Tapi ia pun langsung menggelengkan kepala tanda kerelaannya. Aku kemudian mengedarkan pandang mencari sosok lelaki yang bisa ikhlas hati. Dan setik itu juga hatiku mulai emosi, dari dua baris bangku yang ada hanya kira-kira 4 wanita yang duduk, sisanya lelaki muda semua.
Lalu tidak lama, Guard Bus yang berjaga di samping pintu utama bus ikut campur tangan dan mencolek lelaki yang duduk paling pinggir barisan. Lelaki itu dilihat dari fisiknya juga sudah terlihat bahwa ia adalah Bapak-bapak. Dan ketika berdiri untuk mempersilahkan ibu hamil itu duduk, aku tau kalau bapak ini sudah tua. Kasian, pikirku. Padalah masih banyak anak muda lain disebelahnya.
Aku terkejut tiba-tiba suami dari ibu tersebut bicara pada Guard Bus dengan suara cukup lantang ketika istrinya baru duduk. "Terima kasih banyak, Pak. Seharusnya yang masih muda yang mengalah bukan orang tua". Kalau aku jadi mereka-mereka yang duduk apalagi laki-laki yang saat itu aku tau mereka sedang pura-pura tidak lihat atau tidak dengar atau pura-pura sibuk, aku pasti malu membiarkan bokongku panas duduk terus-terusan sementara ada orang lain di depan mata membutuhkan.
Aku kembali memperhatikan jalanan dan lalu lintas yang ada di Jakarta sepanjang perjalananku dengan Bus menuju kampus lewat kaca jendela yang besar itu. Pastinya aku sedang berdiri, kalau tidak aku tidak akan tau tentang orang-orang yang lalu lalang itu :)
Aku tersenyum kecil melihat seorang anak kecil berkulit hitam legam dengan pakaian putih lusuh, dipadu celana seragam sekolah merah yang menandakan ia adalah siswa SD, dan beralaskan sendal jepit warna hijau, sedang mengayuh pelan sepedanya yang seukuran badan mungilnya. Dengan plastik hitam kecil di gantung di stang sepeda sebelah kanannya. Aku berasumsi kalau ia habis membeli sebungkus nasi, hehe. Kemungkinan pertama ia sudah pulang dari sekolah paginya. Kemungkinan kedua ia baru akan berangkat ke sekolah setelah membeli nasi itu.
Ah, kemacetan membuatku memikirkan bagaimana orang-orang di luar sana menjalani hari ini yang amat sangat panas dan aku yakin kalau Bus tidak ada AC, aku pun akan bermandikan keringat seperti seorang Bapak pemulung di pinggir jembatan kali yang mengais-ngais tempat sampah lalu duduk sebentar. Wajah menggambarkan raut yang penuh kesabaran, mengapa tidak, jika aku yang menjadi dirinya dan duduk menghadap sinar matahari sambil memikirkan selanjutnya akan kemana, aku mungkin akan langsung beranjak pulang kerumah untuk istirahat. Namun ia mengambiol kembali kailnya dan beranjak dari jembatan itu.
Kali ini perhatianku tersita oleh sebuah mobil jenis ford yang menyalip ke samping bus yang aku tumpangi. Awalnya aku tidak ingin tau orang macam apa di dalamnya yang pasti ia ingin agar terdahulu dibanding kendaraan lainnya. Sangat kebetulan isi mobilnya nampak oleh sudut mataku sehingga aku berasumsi lagi bahwa satu-satunya orang yang ada di dalamnya merupakan orang sibuk yang sedang ingin refreshing. Baju resmi atau formal tergantung di pintu belakangnya, dan setelan olahraga yang ia kenakan; celana pendek bahan dan kaos putih santai, juga tas basket yang biasa orang gunakan untuk meletakkan alat olahraganya. Wah, apakah jadwalnya sangat padat sehingga di waktu hari kerja seperti ini ia meluangkannya untuk bersantai. Hm, aku tidak ingin berasumsi lain-lain lagi untuk orang-orang yang seperti ini.
Jalur kami sedikit berbelok sehingga nampaklah sebuah rumah makan sederhana yang berdiri di pinggir jalan dan dengan tetangga kanan-kirinya adalah perkantoran. Bisa ditebak, langganannya pasti orang-orang kantor dan anak sekolah yang sering lewat jalan ini. Haha, karena kalau aku jadi anak sekolah yang setiap pulangnya selalu lewat depan rumah makan itu aku akan mencicipinya suatu saat :)
Aku turut ambil bagian di dalamnya, menjadi salah satu orang sibuk yang bersaing memperebutkan posisi pertama saat menjejakkan kaki di pintu bus.
aah, ada-ada saja orang-orang ini, itu pikiranku yang dahulu saat aku masih menjadi anggota baru di kalangan para buswayers. Pikirku, mengapa orang-orang ini rela berhimpitan di ruang yang tergolong sempit walau ber-AC. ckck, pikirku, mengapa mereka-mereka ini tidak menunggu giliran bus yang di belakang; yang notabennya masih sedikit lebih longgar.
ooh, aku mengerti kini emosi yang terlibat ketika engkau sedang terburu-buru dan waktu sangatlah berharga. Ya, kalau dahulu aku masih bersantai menghadapi hari demi hari. Kini aku bagai mahasiswi super sibuk yang amat sangat menghargai waktuku, sehingga terkadang apabila bus sudah mulai membuatku menunggu lama, ketika bus itu datang aku pun tanpa pikir panjang akan naik ke dalamnya. Well, karena yang ada di otakku adalah jauh melambung ke depan. Tentang bagaimana nanti kalau aku terlambat 5 atau 10 menit, bisa jadi saat itu dosen sudah selesai meng-absen. Dan, jangan kan berpikir dua kali untuk naik atau tidak, berpikir satu kali pun aku sudah tau jawabannya. Ya, pastikan diriku harus berangkat secepat mungkin.
Oke, namun seringkali aku sengaja menanamkan dalam pikiranku agar dapat tempat duduk di dalam bus. Sehingga apapun yang terjadi; desak-desakan, saling mendorong, saling membentak agar jangan menghalangi jalan, aku berusaha maju ke depan dan mendapatkan apa yang ku inginkan.
Dan pada kenyataannya memang tidak akan semua orang duduk dalam Bus Trans Jakarta itu kalau keadaan yang riuh seperti yang terjadi di pagi hari biasanya. Mengutamakan Ibu-ibu hamil, pembawa anak kecil, dan penyandang cacat. Suatu ketika, aku berada pada busway yang sepi namun tidak kosong. Berarti semua tempat duduk terisi tetapi orang yang berdiri termasuk sedikit jumlahnya. Aku masuk bersama dengan 1 orang temanku dan sekitar 5 orang lainnya.
Jujur, sebelum naik aku pikir akan ada tempat kosong paling tidak 2 bangku untuk kami duduk. Well, semua yang naik bersama-sama denganku saat itu berdiri. Kebetulan tempat itu merupakan perempatan jalan, dan saat itu juga terjebaklah bus kami di lampu merah.
Setelah beberapa menit aku cukup tercengang ternyata ibu-bapak yang naik bersama kami, ibu tersebut sedang hamil dan tak ada satu orang pun di tempat itu yang berniat beranjak memberikan tempat yang sudah panas oleh bokongnya itu untuk seorang ibu hamil.
aku menegornya kemudian, "ibu seharusnya duduk, kan sedang hamil". Tapi ia pun langsung menggelengkan kepala tanda kerelaannya. Aku kemudian mengedarkan pandang mencari sosok lelaki yang bisa ikhlas hati. Dan setik itu juga hatiku mulai emosi, dari dua baris bangku yang ada hanya kira-kira 4 wanita yang duduk, sisanya lelaki muda semua.
Lalu tidak lama, Guard Bus yang berjaga di samping pintu utama bus ikut campur tangan dan mencolek lelaki yang duduk paling pinggir barisan. Lelaki itu dilihat dari fisiknya juga sudah terlihat bahwa ia adalah Bapak-bapak. Dan ketika berdiri untuk mempersilahkan ibu hamil itu duduk, aku tau kalau bapak ini sudah tua. Kasian, pikirku. Padalah masih banyak anak muda lain disebelahnya.
Aku terkejut tiba-tiba suami dari ibu tersebut bicara pada Guard Bus dengan suara cukup lantang ketika istrinya baru duduk. "Terima kasih banyak, Pak. Seharusnya yang masih muda yang mengalah bukan orang tua". Kalau aku jadi mereka-mereka yang duduk apalagi laki-laki yang saat itu aku tau mereka sedang pura-pura tidak lihat atau tidak dengar atau pura-pura sibuk, aku pasti malu membiarkan bokongku panas duduk terus-terusan sementara ada orang lain di depan mata membutuhkan.
Aku kembali memperhatikan jalanan dan lalu lintas yang ada di Jakarta sepanjang perjalananku dengan Bus menuju kampus lewat kaca jendela yang besar itu. Pastinya aku sedang berdiri, kalau tidak aku tidak akan tau tentang orang-orang yang lalu lalang itu :)
Aku tersenyum kecil melihat seorang anak kecil berkulit hitam legam dengan pakaian putih lusuh, dipadu celana seragam sekolah merah yang menandakan ia adalah siswa SD, dan beralaskan sendal jepit warna hijau, sedang mengayuh pelan sepedanya yang seukuran badan mungilnya. Dengan plastik hitam kecil di gantung di stang sepeda sebelah kanannya. Aku berasumsi kalau ia habis membeli sebungkus nasi, hehe. Kemungkinan pertama ia sudah pulang dari sekolah paginya. Kemungkinan kedua ia baru akan berangkat ke sekolah setelah membeli nasi itu.
Ah, kemacetan membuatku memikirkan bagaimana orang-orang di luar sana menjalani hari ini yang amat sangat panas dan aku yakin kalau Bus tidak ada AC, aku pun akan bermandikan keringat seperti seorang Bapak pemulung di pinggir jembatan kali yang mengais-ngais tempat sampah lalu duduk sebentar. Wajah menggambarkan raut yang penuh kesabaran, mengapa tidak, jika aku yang menjadi dirinya dan duduk menghadap sinar matahari sambil memikirkan selanjutnya akan kemana, aku mungkin akan langsung beranjak pulang kerumah untuk istirahat. Namun ia mengambiol kembali kailnya dan beranjak dari jembatan itu.
Kali ini perhatianku tersita oleh sebuah mobil jenis ford yang menyalip ke samping bus yang aku tumpangi. Awalnya aku tidak ingin tau orang macam apa di dalamnya yang pasti ia ingin agar terdahulu dibanding kendaraan lainnya. Sangat kebetulan isi mobilnya nampak oleh sudut mataku sehingga aku berasumsi lagi bahwa satu-satunya orang yang ada di dalamnya merupakan orang sibuk yang sedang ingin refreshing. Baju resmi atau formal tergantung di pintu belakangnya, dan setelan olahraga yang ia kenakan; celana pendek bahan dan kaos putih santai, juga tas basket yang biasa orang gunakan untuk meletakkan alat olahraganya. Wah, apakah jadwalnya sangat padat sehingga di waktu hari kerja seperti ini ia meluangkannya untuk bersantai. Hm, aku tidak ingin berasumsi lain-lain lagi untuk orang-orang yang seperti ini.
Jalur kami sedikit berbelok sehingga nampaklah sebuah rumah makan sederhana yang berdiri di pinggir jalan dan dengan tetangga kanan-kirinya adalah perkantoran. Bisa ditebak, langganannya pasti orang-orang kantor dan anak sekolah yang sering lewat jalan ini. Haha, karena kalau aku jadi anak sekolah yang setiap pulangnya selalu lewat depan rumah makan itu aku akan mencicipinya suatu saat :)
Kamis, 06 Mei 2010
ketika aku mengamati mereka...
Pagi hari kubuka mata, yang kutau Tuhan itu baik.. Ia memberiku satu lagi kesempatan di hari ini untukku berjuang mengetahui kebesaran-Nya :)
Rutinitas setelah sang surya mulai nampak cantik kembali harus kuhadapi.
Saat itu aku tau hati ini mulai bersungut-sungut meminta sedikit keadilan mengapa harus setiap hari kujalani kewajibanku untuk pergi ke kampus. Sedikit? Memang sedikit-sedikit, namun semakin lama aku mulai menyadari kejahatan yang diriku rancang. Ckck, ternyata aku belum berdoa.
Ketika berpakaian aku pun mulai berpikir dan merancang segala rencana-rencanaku hari ini, dan aku pun bersiap-siap melaksanakan rencana besarku yang pertama hari ini. Banyak sekali alat-alat pembantunya, pikirku.
Kubongkar lemari box yang isinya seluruh tas-tas kolesiku, kuhadapkan diriku pada cermin dan berpikir keras tas apa dan warna apa yang akan kupakai agar sesuai dengan styleku hari ini. Sekitar lebih dari 15 menit aku menggonta-ganti tas yang ada di box itu hingga ku temukan rasa cocok pada gayaku hari ini.
Setelah tas kudapatkan, kumasukkan seluruh perlengkapan kuliahku sambil kembali berpikir keras jangan sampai satu hal terkecilpun terlupakan. Pasti dan selalu yang tak pernah kulupa pertama kali adalah memasukkan handphone dan dompet. Hmm, aku yakin bukan cuma aku seorang yang mempunyai kebiasaan seperti itu :p
Saputangan, kipas, binder kecilku plus tas kecil yang banyak orang bilang itu adalah tempat pensil; padahal isinya bukannya pensil tetapi ada pulpen, penghapus, penggaris (berhubung aku kuliah di bidang akuntansi), spidol kecil, spidol besar, kalkulator, dan notes kecil yang berjasa sebagai pengingat. Itu tadi pelengkap yang tak perlu berpikir lagi segera kumasukkan dalam tas. Lalu agak berpikir lama, aku mengingat buku mata kuliah apa yang harus kubawa hari ini. Ah, ternyata tidak perlu membawa buku apa-apa. Alhasil aku pun mengambil keputusan untuk membawa net-book.
Nampaknya persiapanku hari ini sudah lengkap. Bahkan orang pun tak 'kan ragu jika melepasku di negeri orang dengan perlengkapan seperti ini. Huh, enak saja, biar begini aku tetap gelisah seakan ada sesuatu yang belum kulakukan atau mungkin ada sesuatu yang masih tertinggal di kamar.
Aku keluar kamar dan berjalan perlahan menuju cermin di ruang tamu, perasaanku mengatakan pasti ada yang terlupakan. Yes, benar! Aku bergegas berlari ke kamar dan merampas sesuatu di depan cermin kamarku. Nah, dengan begini aku akan lebih pede keluar rumah :D
Aku menutup pagar dan berjalan tegap seakan jam tangan yang tadi terlupakan
Rutinitas setelah sang surya mulai nampak cantik kembali harus kuhadapi.
Saat itu aku tau hati ini mulai bersungut-sungut meminta sedikit keadilan mengapa harus setiap hari kujalani kewajibanku untuk pergi ke kampus. Sedikit? Memang sedikit-sedikit, namun semakin lama aku mulai menyadari kejahatan yang diriku rancang. Ckck, ternyata aku belum berdoa.
Ketika berpakaian aku pun mulai berpikir dan merancang segala rencana-rencanaku hari ini, dan aku pun bersiap-siap melaksanakan rencana besarku yang pertama hari ini. Banyak sekali alat-alat pembantunya, pikirku.
Kubongkar lemari box yang isinya seluruh tas-tas kolesiku, kuhadapkan diriku pada cermin dan berpikir keras tas apa dan warna apa yang akan kupakai agar sesuai dengan styleku hari ini. Sekitar lebih dari 15 menit aku menggonta-ganti tas yang ada di box itu hingga ku temukan rasa cocok pada gayaku hari ini.
Setelah tas kudapatkan, kumasukkan seluruh perlengkapan kuliahku sambil kembali berpikir keras jangan sampai satu hal terkecilpun terlupakan. Pasti dan selalu yang tak pernah kulupa pertama kali adalah memasukkan handphone dan dompet. Hmm, aku yakin bukan cuma aku seorang yang mempunyai kebiasaan seperti itu :p
Saputangan, kipas, binder kecilku plus tas kecil yang banyak orang bilang itu adalah tempat pensil; padahal isinya bukannya pensil tetapi ada pulpen, penghapus, penggaris (berhubung aku kuliah di bidang akuntansi), spidol kecil, spidol besar, kalkulator, dan notes kecil yang berjasa sebagai pengingat. Itu tadi pelengkap yang tak perlu berpikir lagi segera kumasukkan dalam tas. Lalu agak berpikir lama, aku mengingat buku mata kuliah apa yang harus kubawa hari ini. Ah, ternyata tidak perlu membawa buku apa-apa. Alhasil aku pun mengambil keputusan untuk membawa net-book.
Nampaknya persiapanku hari ini sudah lengkap. Bahkan orang pun tak 'kan ragu jika melepasku di negeri orang dengan perlengkapan seperti ini. Huh, enak saja, biar begini aku tetap gelisah seakan ada sesuatu yang belum kulakukan atau mungkin ada sesuatu yang masih tertinggal di kamar.
Aku keluar kamar dan berjalan perlahan menuju cermin di ruang tamu, perasaanku mengatakan pasti ada yang terlupakan. Yes, benar! Aku bergegas berlari ke kamar dan merampas sesuatu di depan cermin kamarku. Nah, dengan begini aku akan lebih pede keluar rumah :D
Aku menutup pagar dan berjalan tegap seakan jam tangan yang tadi terlupakan
Langganan:
Komentar (Atom)

















