Aku berusaha berjalan secepat mungkin, dan tentu berusaha melangkahkan kakiku sepanjang yang kubisa. Sampai-sampai aku sedikit merasa lucu dengan diriku sendiri saat keluar dari halte busway dengan langsung melewati 2 anak tangga sekaligus, HAHA.
Jembatan Kramat Jati yang bukan hanya siang, tapi juga sore hingga malam hari selalu dipenuhi pedagang", membuat orang yang lalu lalang juga semakin kekurangan jalur untuk melintas. Termasuk aku -____-
Perhatianku sedikit teralihkan oleh dua gadis yang kemugkinan seumuran denganku berhenti didepanku untuk melihat jualan disitu. Ya, aku juga terpaksa ikut melihat apa yg dilihat mereka sambil berbisik-bisik. Dan ternyata jualan jilbab disitu, oh oke, kemungkinannya ada 2. Mereka memperbincangkan tentang jualannya atau yang menjual. Kalau tentang jualannya, dugaanku mereka sedang membandingkan harga atau kemiripan jilbab yg dijual dengan jualan lain. Sedangkan kalau tentang penjualnya yang memang sedang mencoba menarik perhatian mereka dengan senyam-senyum, WELL, aku tidak tertarik membayangkannya, HMM.
Aku meneruskan langkahku. Dan aku kembali menemukan penjual makanan yang sama setiap turun dari jembatan itu. Pertama, warung kopi yang tentunya menjual mie serta bakso juga. Aku pernah mendapati warung itu penuh oleh penjual-penjual dan orang sekitar ketika hujan. Wah, meskipun pasar tapi aku yakin bagi mereka hal itu sudah nikmat :))
Kedua, penjual gorengan dengan gerobak yg besar. Aku yakin dia setiap pagi sudah stay disitu, karena persediaan yg ada sesuai untuk satu hari. Aku pernah berniat untuk membeli ubi goreng, tapi ketika turun di jembatan justru terpikir untuk langsung melewati tanpa menoleh, HUH.
Ketiga, penjual kue cubit. Nah, kali ini aku sangat yakin penjual ini berpindah-pindah dari pagi hingga pada akhirnya sore hari ia menetap disebelah tukang gorengan. Sebenarnya itu adalah kue cubit dari jaman SD-ku dulu. Agak terharu sih sebenarnya waktu mengingat hal itu. Dan keinginan untuk jajanku esok harinya semakin besar. Tapi ketika esok harinya aku menyisihkan uang untuk beli kue cubit, abang itu tidak ada ditempat biasa :((
Tanpa terasa aku sudah berjalan di jalur bawah pasar. Tempat penjual daging, ikan, dan sebagiannya bumbu-bumbu dapur. Yang pasti tempat itu akan becek jika hujan mengguyurnya. Aku sedikit mempercepat langkahku, mungkin karena terbiasa -.-
Banyak pemuda-pemuda yang biasa berjualan ataupun bertempat tinggal disitu yang iseng dengan ketidakadaannya wanita sepertiku MUNGKIN, HAHAHA.
Ya, banyak juga yang menawarkanku jualan mereka, apakah mungkin setiap hari ditawarkan tapi aku cuek-cuek saja dan hari berikut"nya aku akan membeli? grrrr. haha.
Dan aku suka tertawa sendiri ketika ditawarkan seorang penjual ayam hidup, "Beli ayam, Neng. Gendut-gendut loh". HAHAHA.
Ada juga yang tawarin, "Neng, gak beli cabe? Buat sambel nanti malem, Neng". HAHA.
Yah, itulah tempat penjual dan pembeli yang sebenarnya adalah calon pembeli, bertemu. Itu yang namanya PASAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ini bagianmu untuk berbagi :))