Writing and reading

Senin, 29 November 2010

Selasa, 23 November 2010

ketika aku mengamati mereka... (part7)

Dengan perasaan kosong aku duduk di motor papa. Dan untuk pertama kalinya aku memasang headset dan menyetel lagu dengan kencangnya. Dan untuk kesekian kalinya aku mencari bahan obrolan sama papa, padahal aku tau papaa ga begitu suka ngobrol kalo lagi bawa motor -_-

DAN untuk kesejuta ribu miliyar kalinya aku mengalihkan pandangan dari pepohonan yang ngebawa hawa-hawa gak enak gimana gitu, hehe. Aku membayangkan menjadi orang yang ada dimobil sebelah waktu lampu merah, pasti aneh dan serem liat mataku yang merah tiba-tiba, zzz...

Oke, daripada mikirin yang mulai-mulai-mulai menyakitkan. Alright, tanpa sadar aku memperhatikan sepang jalur by pass daerah perumpung sampai penas.

Sore itu sekitar pukul 5 sore atau sekurangnya setengah 6 sore, aku enggak heran kalau jam segitu banyak orang yang sudah mandi, segar-segar, wangi-wangi, apalagi anak-anaknya yang sudah berbedak, cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Sementara aku yang saat itu masih harus berjuang dengan para pejuang lainnya di jalanan untuk cepat sampai tujuan masing-masing. Ya, memang karena jam pulang kerja -_-

Aku tidak sengaja menangkap pertemuan penting di pinggir jalan yang dekat dengan tawanan para hewan di dekat terowongan dari terusan casablanka daerah perumpung. Sebelumnya aku tidak berhenti memperhatikan kumpulan anak-anak ayam yang "sepertinya" akan dijual, mereka bercicit-cicit mencari induknya.. Ooh Chicken-chicken kecilkuu :"(
Kembali pada pertemuan kecil tapi penting yang mencuri perhatianku dari ayam-ayam kecil tadi. Mereka membentuk lingkaran kecil dengan kursi plastik hijau yang sepertinya sudah terbiasa nongkrong ditempat itu. Anak-anak dengan bedak putih cemong itu bercanda, bersenda gurau, saling pangku karena memang seperti rapat penting yang tempatnya terbatas, ada juga yang sambil mengunyah-ngunyah permen karet, tentu ada yang menggengan banyak chiki"an ditangannya. Kebanyakan dari mereka anak gadis, sekitar umur belasan tahun mungkin sedang duduk di bangku SMP.
AAaaaah, asiknya cewek-cewek gaul itu, ga ada yang dipikirin :p

Aku kembali memperhatikan pagar besar dengan sisa halaman di depannya. Tepat di depannya ada mainan kuda-kudaan dengan genjotan di abangnya, namanya ODONG-ODONG. Well, aku rasa bisa ngerasain senangnya mereka :')

Lanjut ke warung sebelah, ada kumpulan bapak-bapak sedikitnya 4 orang yang sedang asik menghirup panasnya kopi sembari konsentrasi dengan satu papan catur di depan mereka. Dan lucunya, salah satu di antara mereka juga sedang asik memperhatika kesibukan jalanan di depan warung makan itu. Dan dia menangkap aku sedang memperhatikannya, HAHA..

DAN itu lah namanya sore hari dengan segala aktivitasnya :')

FILIPI 4 : 13

Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku

Rabu, 17 November 2010

ketika aku mengamati mereka... (part6)

Aku berusaha berjalan secepat mungkin, dan tentu berusaha melangkahkan kakiku sepanjang yang kubisa. Sampai-sampai aku sedikit merasa lucu dengan diriku sendiri saat keluar dari halte busway dengan langsung melewati 2 anak tangga sekaligus, HAHA.

Jembatan Kramat Jati yang bukan hanya siang, tapi juga sore hingga malam hari selalu dipenuhi pedagang", membuat orang yang lalu lalang juga semakin kekurangan jalur untuk melintas. Termasuk aku -____-

Perhatianku sedikit teralihkan oleh dua gadis yang kemugkinan seumuran denganku berhenti didepanku untuk melihat jualan disitu. Ya, aku juga terpaksa ikut melihat apa yg dilihat mereka sambil berbisik-bisik. Dan ternyata jualan jilbab disitu, oh oke, kemungkinannya ada 2. Mereka memperbincangkan tentang jualannya atau yang menjual. Kalau tentang jualannya, dugaanku mereka sedang membandingkan harga atau kemiripan jilbab yg dijual dengan jualan lain. Sedangkan kalau tentang penjualnya yang memang sedang mencoba menarik perhatian mereka dengan senyam-senyum, WELL, aku tidak tertarik membayangkannya, HMM.


Aku meneruskan langkahku. Dan aku kembali menemukan penjual makanan yang sama setiap turun dari jembatan itu. Pertama, warung kopi yang tentunya menjual mie serta bakso juga. Aku pernah mendapati warung itu penuh oleh penjual-penjual dan orang sekitar ketika hujan. Wah, meskipun pasar tapi aku yakin bagi mereka hal itu sudah nikmat :))

Kedua, penjual gorengan dengan gerobak yg besar. Aku yakin dia setiap pagi sudah stay disitu, karena persediaan yg ada sesuai untuk satu hari. Aku pernah berniat untuk membeli ubi goreng, tapi ketika turun di jembatan justru terpikir untuk langsung melewati tanpa menoleh, HUH.

Ketiga, penjual kue cubit. Nah, kali ini aku sangat yakin penjual ini berpindah-pindah dari pagi hingga pada akhirnya sore hari ia menetap disebelah tukang gorengan. Sebenarnya itu adalah kue cubit dari jaman SD-ku dulu. Agak terharu sih sebenarnya waktu mengingat hal itu. Dan keinginan untuk jajanku esok harinya semakin besar. Tapi ketika esok harinya aku menyisihkan uang untuk beli kue cubit, abang itu tidak ada ditempat biasa :((

Tanpa terasa aku sudah berjalan di jalur bawah pasar. Tempat penjual daging, ikan, dan sebagiannya bumbu-bumbu dapur. Yang pasti tempat itu akan becek jika hujan mengguyurnya. Aku sedikit mempercepat langkahku, mungkin karena terbiasa -.-
Banyak pemuda-pemuda yang biasa berjualan ataupun bertempat tinggal disitu yang iseng dengan ketidakadaannya wanita sepertiku MUNGKIN, HAHAHA.
Ya, banyak juga yang menawarkanku jualan mereka, apakah mungkin setiap hari ditawarkan tapi aku cuek-cuek saja dan hari berikut"nya aku akan membeli? grrrr. haha.

Dan aku suka tertawa sendiri ketika ditawarkan seorang penjual ayam hidup, "Beli ayam, Neng. Gendut-gendut loh". HAHAHA.
Ada juga yang tawarin, "Neng, gak beli cabe? Buat sambel nanti malem, Neng". HAHA.

Yah, itulah tempat penjual dan pembeli yang sebenarnya adalah calon pembeli, bertemu. Itu yang namanya PASAR.

Selasa, 16 November 2010

ketika aku mengamati mereka... (part5)

Perjalanan merupakan kisah. Dan kisah yang tertulis dalam agendaku tidak hanya berasal dari perjalanan hidup, tapi juga dari perjalanan orang-orang yang ada, yang mampir, yang menetap, dan yang terus tinggal di hidupku.

Okay,
Aku bicara tentang perjalanan. Dan orang tau, sebagian besar perjalananku dilengkapi oleh bus transjakarta; yang byk orang bilang busway.
Aku berdiri dipaling depan antrian orang-orang yang hanya sebagai pelengkap di perjalananku; dan begitupun sebaliknya aku bagi perjalanan mereka. Dan gadis yang berdiri tepat disebelahku menunjukkan keangkuhannya dan ketidaksukaannya pada sesuatu yang buatnya merasa "jijik". Dan bagiku, orang seperti itulah yang harus diajarkan bagaimana membuat perjalanan menjadi tidak monoton dan mengerikan.

Gadis itu menghempaskan kepalanya, mengempiskan hidung peseknya, dan mengibaskan tangan kanannya di depan wajahnya ketika seorang nenek tua minta diberi jalan untuk lebih dulu masuk. Aku mempersilahkannya agar tidak terjatuh dan membuat perjalanan nenek itu terhambat. Tapi gadis tadi malah beringsut menjauh seperti dugaanku -______-

Mungkin karena saking lamanya perjalananku di halte busway,
gadis itu mulai risih dengan kegelisahanku yang riweh dan remppong HAHAY. Dia berkali-kal menengok dengan sedikit menengadah untuk bisa mencapai wajahku HAHAHA, dan dia menunjukkan ketidaksukaan.
Dan aku yang emotion-woman, justru sengaja me-riweh-kan keadaan. Tujuannya sih supaya dia juga tidak sombong, Hey gadis SPG dengan seragam biru dan tatanan rambut ala SPG SPG biasanya :)

Next, yang lebih penting dari mbak-mbak songong tadi,
ada pemuda - bisa dibilang anak lelaki, yang bergerak maju secara apa adanya. Dan dia mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Dengan botol aqua yang tersisa 1/5 nya, lembaran tanda masuk busway, dan buku serta CD rohani. Yeah, anak muda Katolik sepertinya.
Singkat cerita, ia duduk berdampingan denganku, entah apa yang menggerakkan, tapi aku membayangkan sesuatu --> apabila - andaikata - jikalau - seandainya - ada cowo ganteng yang berdiri ataupun duduk di bangku seberangku saat itu, dan aku dipersilahkan memilih akan tetap di tempat atau pindah ke sebelah, MAKA aku dengan sangat yakin bahwa aku akan tetap stay di tempat. MUNGKIN karena perasaanku mengatakan, anak yg duduk disebelahku ini menarik perhatian pikiran dan perasaanku.

Anak itu bergerak gerak tidak tentu dalam beberapa menit sekali. Dia mengotak-atik bungkusan plastik bapak-bapak didepannya. Dan dia berkali-kali mengekspresikan bahwa dirinya harus mengingat jalan dan jangan sampai lupa.
Aku masihingat dengan jelas ketika dia tersenyum-senyum memandangi buku dan bungkusan CD yang berisi lagu-lagu *sepenglihatanku hehe. Buku di tangannya bertuliskan --> "Berdoalah senantiasa". Dan CD yang judul bungkusannya "kumpulan lagu-lagu Christmas". Oh betapa polos dan lugunya anak ini, sehingga nampak tak ada beban di wajahnya.

Aku tau satu hal dari perjalanannya. Tak ada yang perlu ia takuti disepanjang perjalanannya, karena bagaimanapun juga anak itu tidak akan berpikir negatif terhadap seseorang dan tidak akan mengganggap seseorang mengerikan, seperti pandangan orang lain ;)

Chocolatees













and...
I LOVE CHOCO-CHOCO-CHOCOLATE so much