Writing and reading

Kamis, 29 Agustus 2013

ketika aku mengamati mereka ... (part 10)

'Suasana kampus adalah yang paling dirindukan' kira-kira seperti itulah yang akan dikatakan seseorang yang sudah memasuki usia 30an dan sedang sibuk-sibuknya bekerja, apalagi kalau belum berkeluarga (sebenarnya mengacu pada sesepupuku hihi). Tapi buatku, seorang mahasiswa yang masih aktif, bukan mahasiswa abadi pastinya, suasana kampus semakin menjelang akhir-akhir semester semakin membosankan.

Aku tau satu tempat dimana aku suka sekali kalau dinamakan tempat serba-guna, tapi sayangnya tempat kesukaan itu dinamakan perpustakaan.

Well, mata kuliah pagiku cukup menarik perhatian karena jadwalnya yang sangat menyita waktu tidur, yaitu pagi-pagi buta. Pagi itu aku sudah punya rencana untuk satu hari itu dan kira-kira apa saja yang akan aku lakukan untuk ak menghabiskan waktu di kampus sementara menunggu sore, yeah untuk suatu kegiatan yang PO adakan yaitu doa sore. Dengan bermodal perkuliahan yang hanya sampai pukul 10.00 itu aku bersyukur memiliki teman seperjuangan yang juga ingin membunuh waktu tunggu. Letak perbedaannya ada pada alasan dan sampai jam berapa kita harus membuang waktu yang sangat kaya itu.

Kira-kira setelah tengah hari aku beranjak dari kantin setelah memakan 2 porsi makanan dan mampir di stand untuk bercengkrama. Lalu naik ke lantai 3 dimana tempat serba-guna itu, ya ya ya namanya perpustakaan.

Aku masuk dengan membawa netbook menggunakan kedua tanganku dan handphone diatasnya beserta dompet, tisu, dan kabel-kabel. Kuakui itu terlihat agak sedikit merepotkan untuk seorang mahasiswa yang sudah memimjam loker HAHA, whatever lah.

Di sebelah kiri perpustakaan itu disediakan 6 buah kursi atau sofa lah itu namanya. Seperti biasanya, mereka-mereka yang menunggu atau hanya sekedar baca koran pasti berada disitu. Dari penglihatanku ada sekitar 4 orang disitu, dan itu berarti tempatku bukanlah di bangku itu dan mengharuskanku masuk ke dalam, dikarenakan tas pun ikut duduk dibangku-bangku yang seharusnya tak berpenghuni itu -,-

Masuk ke dalam perpustakaan yang saat ini bagian sayapnya seperti melihat akuarium itu di minggu-minggu uts, aku melihat segerombol anak yang tidak mempedulikan lagi apakah belajar harus menggunakan bangku bahkan untuk sekedar alas duduk pun mereka lebih memilih setengah tidur dibanding tertinggal kelompok belajar bersama itu. Ada satu anak yang duduknya memang lebih menonjol di tengah seperti memang dialah yang menjadi pusat perhatian, yah aku tau rasanya saat-saat kuliah yang menumpuk dan uts pun menumpuk.

Ada lagi beberapa anak, kira-kira 5-6 mahasiswa yang duduk berdekatan dalam satu meja panjang, dan diantara mereka bertebaran buku-buku akuntansi menengah yang terbuka-buka, juga catatan yang tertumpuk, tidak lupa fotokopian yang hampir setebal buku Kalau aku anak mahasiswa baru mungkin aku akan berpikir apa sesulit itukah akuntansi keuangan menengah? hahaha.

Sebelum masuk, aku sempat memperhatikan bapak-bapak yang duduk di belakang meja setengah lingkaran itu tepat di depan masuk perpustakaan. Tawa-tawa kecilnya dengan beberapa mahasiswa yang mengantri itu membuat aku penasaran. Beberapa mahasiswi yang ikut tertawa-tawa kecil itu membujuk(lagi) bapak perpusnya "pak, buku akuntansi biaya di dalam sudah habis pak. Saya perlu banget pak, kan biasanya sama bapak boleh kembalikan terus lanjut pinjam lagi kan. Saya gak akan bilang-bilang yang lain deh, pak" lalu kembali tertawa dengan teman-temannya yang ada disitu. Bapaknya mengulurkan tangannya melewati meja panjang dan tinggi itu sambil berdiri, lalu meminta buku yang kemudian mahasiswi-mahasiswi itu menyerahkan buku akuntansi biaya berwarna kuning kecoklatan yang sudah mulai mengkerut.

Di dalam, pojok sebelah kanan setelah masuk perpustakaan, kira-kira kalau dihitung perlahan, satu, dua, tiga, empat, lima. Meja kelima yang tersekat itu ada satu mahasiswi dengan teman mahasiswinya tepat di sebelahnya. Tidak ngobrol, tidak saling meminjam suatu barang, tidak saling menegur, tidak juga saling penasaran untuk menengok. Ya, mereka tidur. HAHAHA. Aku tidak lagi heran, tidak lagi merasa malu, tidak lagi ada keinginan untuk bertanya dengan yang tidur itu apakah kamu kurang tidurnya dirumah? Walaupun dulu semester awal-awal aku selalu penasaran dan terganggu dengan mereka yang sangat nyenyak itu. Bahkan dipikir-pikir kembali aku jadi ada senyum kecil karena sepertinya aku mau geser bangku di sebelah mereka, dan gabung acara tidur bersama itu. Ups, tapi lupa bawa headset (kurang afdol).

Ke atas? Ke atas ga yah?
Pasti kalau ke atas gak akan cocok kalau untuk searching browsing. Lantai 4 cocok untuk downloading, watching movies, dan take a picture.
Naik ke atas, dan meja-meja panjang besar yang bisa untuk sepuluh orang itu terbentang di sebelah kanan dengan masing-masing mahasiswa mengambil posisinya. Dan kalau melirik ke tiang di bagian tengah agak ke belakang aku seperti deja vu ke tahun awal semester, dengan yunita, ririn, dan sharon dimana lantai 4 kosong dan kita berempat bermain-main dengan webcam.

Ruang referensi dimana buku-buku di dalamnya tidak bisa dipinjam, ya, jadi tempat favorite cari sumber tugas kuliah. Pasti bukunya lengkap.

Perpustakaan,
Membawa buku kuliah semester itu ke bagian rak buku-buku yang jarang dipinjam (buku berbahasa asing), karena tinggal satu-satunya atau justru pas untuk masing-masing dari kita pinjam tiap minggunya.
Rebutan buku kuliah edisi terbaru, kalah cepat siap-siap pakai buku lembar menguning, lusuh, ketinggalan jaman.
Ujian di depan mata, dari seminggu sebelumnya, ayo janjian belajar bareng yuk. Dimana? Perpus. Sekalian fotokopi soal-soal tahun lalu ya.
Jeda kuliah lebih dari dua jam, maka samakan tujuan, yaitu Perpustakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ini bagianmu untuk berbagi :))